TIME ZONE

Senin, 16 Maret 2009

Internasional

Barack Obama Ingin Berdialog dengan Taliban

Senin, 9 Maret 2009 - 10:13 wib
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama kemarin menegaskan bahwa pemerintahannya ingin berdialog dengan Taliban. Dia mengisyaratkan kemungkinan perundingan dengan elemen-elemen Taliban di Afghanistan sebagai bagian proses rekonsiliasi.

Kepada harian New York Times, Obama mengatakan bahwa pasukan AS di Irak berhasil membujuk sebagian kalangan radikal untuk menjauhkan diri dari taktik Al Qaeda.

Dia mengatakan ada kemungkinan kesempatan serupa bisa diterapkan di Afghanistan meski situasinya lebih rumit. Saat ditanya apakah AS sudah menang di Afghanistan, Obama menjawab, "Belum." Satu bulan setelah dilantik sebagai Presiden AS, Obama telah memerintahkan pengerahan hingga 17.000 tentara tambahan di Afghanistan.

Obama dan para penasihatnya kini sedang mengkaji strategi AS di Afghanistan dan memperhatikan taktik yang berhasil di Irak. "Kemungkinan ada kesempatan yang sama di wilayah Afghanistan dan Pakistan," ujarnya dalam wawancara di pesawat kepresidenan Air Force One.

"Jika Anda berbicara dengan Jenderal Petraeus, saya berpendapat dia akan mengatakan kesuksesan di Irak sebagian karena melibatkan pihak yang kita anggap sebagai kaum fundamentalis, tetapi bersedia bekerja sama dengan kami karena mereka telah memisahkan diri dengan taktik Al Qaeda di Irak," jawabnya.

Namun situasi di Afghanistan bisa berbeda. "Situasi di Afghanistan lebih rumit," ujarnya. Dia mengatakan, wilayah Afghanistan kurang ada pemerintahan. Suku setempat memiliki kebebasan luar biasa. "Suku-suku itu banyak jumlahnya dan bergerak sesuai dengan kepentingan mereka, jadi mengetahui itu semua merupakan tantangan besar," katanya.

Dia juga berbicara mengenai langkah yang harus diambil AS jika seorang tersangka teroris berada di negara yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. "Mungkin ada situasi - saya tekankan lagi mungkin karena kami belum mengambil keputusan.

Misalnya seorang anggota Al Qaeda yang tidak terlalu terkenal muncul di negara ketiga yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan kita atau tidak mau mengadilinya. Namun, kita anggap orang itu sangat berbahaya," ujarnya. "Kita harus memikirkan langkah menghadapi skenario seperti itu," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Afghanistan Hamid Karzai Ahad menyambut pernyataan Obama yang mengisyaratkan kemungkinan akan melakukan pembicaraan dengan tokoh-tokoh moderat Taliban. Karzai mengatakan, pemerintahnya mendukung sepenuhnya dialog dengan para anggota kelompok gerilyawan itu. Ini tidak ada kaitannya dengan teroris yang melakukan pemberontakan berdarah kian meningkat di Afghanistan.
(sindo//ton)
sumber:www.okezone.com

Kirim SMS Rasial, Pria Didenda Rp43 Juta

Sabtu, 7 Maret 2009 – 11:12wib
BERLIN - Pengadilan Jerman menjatuhkan hukuman denda sebesar 1.800 euro atau sekira Rp43 juta atas pengiriman pesan singkat telepon seluler bernada rasial.

Diberitakan Reuters, Sabtu (7/3/2009) dia menuliskan, siapa saja yang membaca pesan
singkatnya berarti telah membunuh satu orang Turki.

Pengiriman pesan singkat dilakukan pria 28 tahun itu tak lama sebelum pertandingan sepak bola Piala Eropa antara Jerman melawan Turki tahun lalu. Dalam pertandingan itu, Jerman mengalahkan Turki.

Di pesan itu, dia juga mencantumkan agar orang-orang yang menerimanya melanjutkan pesan itu kepada orang lain.

Pengacara pria itu Karl Laible menyatakan, akibat perbuatannya, pria yang disembunyikan identitasnya itu dituntut atas tuduhan mendorong kebencian rasial. Di Jerman sendiri, sebanyak tiga persen penduduknya merupakan keturunan Turki.

Laible menambahkan, pengadilan yang digelar di selatan kota Lindau itu, masih memungkinkan hukumkan diganti dengan kurungan penjara, karena motif pelaku mengirimkan pesan itu masih belum jelas.

Kliennya mengaku menerima pesan itu dari orang yang tidak dikenal kemudian secara tidak sengaja dia melanjutkan pesan itu kepada beberapa nama yang terdata phone book-nya.
ak sengaja dia melanjutkan pesan itu kepada beberapa nama yang terdata phone book-nya.

"Ini benar-benar cerita yang tak utuh. Padahal kakak tiri pria itu adalan orang Turki," kata Laible.
sumber:www.okezone.com

Serdadu Inggris Diserang di Irlandia Utara, 2 Tewas

Minggu, 8 Maret 2009 - 17:29 wib


ANTRIM - Dua serdadu Inggris terbunuh dan empat lainnya terluka dalam sebuah insiden penembakan di markas militer di Irlandia Utara.

Peristiwa terjadi Sabtu malam di Massareene, Antrim, yang merupakan salah satu kabupaten yang membentuk Irlandia Utara. Serangan terjadi 200 yard dari markas polisi, tempat di mana para militan diyakini ditahan dan diinterogasi.

"Dua personel militer dan dua warga sipil dilarikan ke rumah sakit di Antrim dengan luka serius," ujar seorang juru bicara kepolisian setempat, dikutip dari CNN, Minggu (8/3/2009).

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.

Insiden ini membangkitkan ingatan tiga dekade lalu saat terjadinya perang sektarian antara kelompok Protestan yang loyal kepada Britania Raya dan Katolik Irlandia yang menginginkan Irlandia Utara menjadi bagian dari kelompok besar Republik Irlandia.(jri)
sumber:www.okezone.com

Obama Bentuk Pos Khusus Tangani Perempuan

Sabtu, 7 Maret 2009 | 09:47 WIB

WASHINGTON, SABTU — Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Jumat (6/3), mengumumkan pembentukan satu pos dalam kebijakan luar negerinya, khusus untuk menangani masalah perempuan global.


Obama menunjuk Melanne Verveer, seorang pejabat pada pemerintahan mantan Presiden Bill Clinton, sebagai Duta Besar Urusan Perempuan Internasional. Dia kini bekerja pada Departemen Luar Negeri pimpinan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.

enunjukannya yang tidak disetujui oleh Senat ini, adalah sebuah terobosan dan menunjukkan presiden dan segenap pemerintahannya melihat pentingnya penanganan masalah perempuan global. Demikian disampaikan Gedung Putih seperti dilansir AFP.

Menlu Clinton sendiri berupaya meningkatkan partisipasi wanita dalam inti kampanye pembangunan internasional (dari Deplu AS) di mana ia menginginkan wanita harus menjadi mitra sejajar dalam diplomasi dan pertahanan dari kebijakan luar negeri AS.

Verveer adalah pendiri, ketua, dan wakil kepala eksekutif dari Vital Voices Global Partnership, sebuah LSM internasional yang berupaya mencetak para wanita pemimpin.

Gedung edung Putih mengatakan, wanita cetakan Vital Voices ini adalah para pionir dalam pemajuan ekonomi, politik, dan sosial di negaranya masing-masing. Verveer pernah bekerja sebagai asisten pada Presiden Clinton, daridari 1993 sampaai 2001, dan kepala staf untuk ibu negara Hillary Clinton yang kini menjadi Menlu AS."Verveer juga memprakarsai pendirian (lembaga) Interagency Council on Women pada kantor kepresidenan, yang berfungsi sebagai model bagaimana pemerintah seharusnya menangani masalah-masalah perempuan," demikian Gedung Putih.Dia juga pernah menjadi wakil presiden eksekutif pada People for The American Way, sebuah organisasi bagi kebebasan hak-hak sipil dan konstitusi di mana dia memainkan peran kunci bagi keluarnya sejumlah undang-undang mengenai hak-hak sipil.

sumber:www.kompas.com

Hillary Tegaskan Komitmen Berdirinya Palestina

Rabu, 4 Maret 2009 | 08:29 WIB

JERUSALEM,SELASA-Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, yang sedang berkunjung ke Timur Tengah, Selasa (3/3), menegaskan kepada para pejabat Israel bahwa pemerintah AS terikat komitmen pada berdirinya negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.

"Amerika Serikat akan dengan aktif terlibat dalam mewujudkan penyelesaian dua-negara setiap ada kemungkinan ... Pekerjaan yang tak terelakkan ke arah penyelesaian dua-negara tak dapat dihindari," kata Hillary dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni.

Meskipun menyatakan terserah kepada rakyat dan pemerintah Israel untuk memutuskan masalah ini, Hillary mengatakan, "Kami kebetulan percaya bahwa gerakan ke arah penyelesaian dua-negara, selangkah demi selangkah, adalah demi kepentingan utama Israel."

Pada hari sama, Hillary juga mengatakan kepada Presiden Israel Shimon Peres bahwa negaranya akan mengupayakan hidup berdampingan secara damai antara negara Israel dan Palestina. Sementara Peres menjawab bahwa setiap pemerintah Israel yang berasal dari proses pembentukan kabinet yang sedang berlangsung akan "terikat komitmen pada proses perdamaian dan kesepakatan terdahulu" dengan Palestina.

Sebelum pertemuannya dengan Perdana Menteri Ehud Olmert, yang meletmantan ibu negara Amerika itu kembali mengatakan bahwa pemerintah AS bermaksud meyakinkan rakyat Israel memiliki peluang untuk hidup dan menikmati kejayaan dalam lingkungan yang terjamin dan aman. Serta mencari jalan agar mereka dapat hidup berdampingan dengan tetangga Palestina mereka dalam lingkungan yang terjamin dan aman.

Pada gilirannya, Olmert menegaskan bahwa rencana dua-negara adalah "satu-satunya penyelesaian, tak ada keraguan, dan itu tentu saja mencerminkan kepentingan strategis tertinggi Israel serta kepentingan rakyat Palestina".

Namun skenario semacam itu mungkin terbukti sulit diterima oleh pemerintah mendatang Israel. Karena, meskipun calon perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini menekankan keinginannya guna memajukan proses perdamaian, ia tak menyampaikan komitmen dirinya pada terbentuknya dua-negara.

Sementara itu, dukungan kuat Netanyahu bagi perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan dan usul kontroversial bahwa upaya perdamaian mesti dipusatkan pada pembangunan ekonomi Palestina telah ditampik dengan tegas oleh pihak Palestina. Hal itu tampaknya menempatkan dia pada jalur bentrokan dengan Amerika Serikat.

Perincian pertemuan antara Hillary dan Netanyahu belum disiarkan, dan Netanyahu tak menyebut-nyebut penyelesaian dua-negara ketika memberi konferensi pers kepada wartawan setelah pembicaraan mereka. Ia hanya menggambarkan pembicaraan itu sebagai "mendalam, penting, dan bagus".

sumber:www.kompas.com

Khamenei : Obama Sama dengan Bush

Rabu, 4 Maret 2009 | 20:20 WIB

TEHERAN, RABU — Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei berkomentar, Presiden AS Barack Obama berperilaku sama dengan pendahulunya George W Bush.

"Waktu kampanye bicara soal perubahan. Tapi, nyatanya, sekarang tetap saja mendukung Israel," kata Khamenei, Rabu (4/3), dalam sebuah konferensi pers.

Khamenei menunjuk pada serangan Israel ke Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Insiden kekerasan itu membunuh 1.300 warga Palestina.

Obama memang pernah mengatakan bahwa pemerintahannya memang tengah mencari kesempatan untuk mengurangi tekanan dalam hubungan antara Abang Sam dan Iran. Hal itu,

terkait dengan tudingan

produksi nuklir Iran saat Bush berkuasa.

Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, pihaknya menyambut baik rencana pembicaraan dengan Iran menyangkut tudingan nuklir tadi. "Syaratnya, ada kondisi saling menghormati. AS harus berhenti menuduh Iran membangun persenjataan nuklir dan mendukung terorisme," kata Ahmadinejad.

sumber:www.kompas.com

Perdana Menteri Baru Zimbabwe Ditabrak Truk

Sabtu, 7 Maret 2009 | 03:23 WIB

HARARE, JUMAT - Perdana Menteri baru Zimbabwe Morgan Tsvangirai terluka dan istrinya tewas setelah mobil yang mereka tumpangi ditabrak oleh truk barang. Pasangan itu sedang menuju kampung halaman mereka, Buhera, lokasi Tsvangirai akan mengadakan pawai pada Sabtu (7/3).

Namun, mobil mereka ditabrak truk barang dan Susan, istrinya, tewas di lokasi kejadian. "Nyonya Tsvangirai tewas di lokasi kejadian. Kecelakaan itu terjadi antara pukul 16.00 (pukul 21.00 WIB) dan pukul 17.00, namun rinciannya masih simpang-siur," kata seorang pejabat partai Gerakan bagi Perubahan Demokratis (MDC).

"Supir truk itu tampaknya tertidur. Tsvangirai sedang melakukan perjalanan ke kampung halamannya di Buhera dimana ia akan mengadakan pawai Sabtu," kata seorang menteri MDC.

Tsvangirai telah dilarikan ke sebuah rumah sakit swasta dan berada dalam kondisi stabil. Para dokter belum memberikan pernyataan mengenai kondisi PM baru Zimbabwe itu.

Tsvangirai yang dilantik sebagai perdana menteri pada 11 Februari oleh saingan lamanya, Presiden Robert Mugabe, mengatakan, prioritasnya adalah menstabilkan ekonomi yang hancur.
Pelaksanaan perjanjian pembagian kekuasaan yang ditandatangani pada September itu meningkatkan harapan rakyat Zimbabwe bahwa kepemimpinan baru bisa meringankan penderitaan luas di negara tersebut.

sumber:www.kompas.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Grup

Apakah anda menikmati blog kami ini?