TIME ZONE

Senin, 16 Maret 2009

Ekonomi & Bisnis

Bank Syariah Bisa Kembangkan Gadai Syaria

Sabtu, 7 Maret 2009 | 19:33 WIB

PERBANKAN syariah di Indonesia, menurut pengakuan Direktur Utama Bank BRI Syariah Ventje Rahardjo memang mesti berhadapa dengan kenyataan masih kuatnya citra bank konvensional di mata masyarakat Indonesia. Namun demikian, sejatinya, perbankan syariah tetap bisa memanfaatkan celah peluang di masyarakat. "Bank syariah bisa mengembangkan gadai syariah (rahn)," ungkap Ventje menjawab pertanyaan kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ventje yang didapuk menjadi orang nomor satu di BRI Syariah sejak 1 Januari 2009 ini mengatakan, justru perbankan

ahn)," ungkap Ventje menjawab pertanyaan kompas.com, beberapa waktu lalu.BRI Syariah sejak 1 Januari 2009 ini mengatakan, justru perbankan konvensional tidak bisa melakukan pengembangan gadai. perbankan melakukan pengembangan gadai. "Saat ini, rahn adalah bisnis yang berkembang pesat," kata mantan Direktur Perbankan UKM dan Komersial Bank Internasional Indonesia (BII) ini.Seturut catatan, rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Perbankan syariah mencermati ada empat unsur yang mesti terpenuhi dalam gadai ini yakni pihak yang menggadaikan atau nasabah, pihak penerima gadai atau

bank, jaminan, dan pembiayaan.

Perbankan syariah ada yang menempatkan rahn sebagai satu produk tersendiri. Dalam hal ini, rahn menjadi alternatif dari pegadaian konvensional.

Kalau dalam pegadaian konvensional nasabah dikenakan bunga, dalam rahn, hal itu tidak diperkenankan. Selanjutnya, dalam rahan, yang diambil dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran.

Biaya rahn dan bunga pegadaian, kemudian, menjadi pembeda berikutnya antara pegadaian konvensional dengan gadai syariah. Bunga pegadaian konvensional sifatnya berlipat ganda dan selalu berakumulasi. Sementara, biaya rahn hanya dibayar sekali dan ditetapkan di muka.

Selanjutnya, ke depan, pasar gadai syariah akan makin semarak dengan kehadiran Bank BRI Syariah. Sebelumnya, produk ini, tercatat dikembangkan pula oleh Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Pegadaian Syariah. (Josephus Primus)

sumber:www.kompas.com

Kalau Hanya Ekspor Komoditas, Takkan Sejahtera

Sabtu, 7 Maret 2009 | 16:45 WIB

JAKARTA, SABTU — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai ekspor barang komoditas tidak akan meningkatkan kesejahteraan. Padahal, saat ini sebagian besar ekspor Indonesia ke luar negeri merupakan barang komoditas.

Hal tersebut disampaikan Kepala BKPM M Lutfi, di sela acara Business Dialog Indonesia-Korea, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (7/3). "Kalau hanya jual komoditas, tidak akan ada kesejahteraan dan nilai tambah," ujar Lutfi.

Lutfi mencontohkan, ekspor kakao bila diolah lebih lanjut, dapat menghasilkan 3 kali lipat. Lutfi menyebut ekspor kakao Indonesia ke luar negeri cukup banyak atau sekitar 440.000 ton dibandingka

ngkan dengan konsumsi domestik yang hanya 130.000 ton.Menurut Lutfi, Indonesia merupakan produsen utama crude palm oil (CPO), dan nomor dua untuk kakao, Nikel nomor 5, dan emas nomor 7. Selain itu, Indonesia juga merupakan sumber pulp and paper terbesar.

sumber:www.kompas.com

Wapres: Investor Korsel Loyal

Sabtu, 7 Maret 2009 | 16:13 WIB

JAKARTA, SABTU — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi kerja sama yang terjalin antara Korea dan Indonesia. Dia menilai Korea sebagai investor yang loyal meski tengah menghadapi krisis.

"Saya salut untuk para investor Korea Selatan. Ini bukan yang pertama kali, pada krisis 1997-1998 sebelumnya, orang Korea juga tidak kabur dari Indonesia, mereka tetap investasi di Indonesia," kata Wapres di sela Business Dialog Indonesia-Korea, di Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jakarta, Sabtu (7/3).

Dalam sambutannya, Wapres juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terus terjalin hingga saat ini. "Ini membuktikan komitmen yang terjalin baik antara kita," tuturnya.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak berharap kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Korea dapat terus berlanjut dan memberikan keuntungan bagi masing-masing pihak.

"Kerja sama ini memang hanya antara dua negara kecil. Namun, saya berharap dengan kerja

kerja samsama ini bisa berkontribusi," ujarnya.

Dalam acara ini, Wapres dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak yang didampingi oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Negara Riset dan Teknologi M. Nuh juga melihat sejumlah stan teknologi yang digelar dalam agenda ICT Forum Indonesia-Korea.

Hal senada juga disampaikan Plt Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati. Dia berharap kerja sama antara Indonesia dan Korea dapat memberikan mutual benefit. Menurutnya, isu kerja sama yang terjalin saat ini sudah beralih dari high technology ke intensif memanfaa

atkan tenaga kerja.

"Pelemahan dan kerugian akibat krisis finansial masih berlanjut. Namun, MOU yang akan ditandatangani hari ini akan menjadi peranan penting. Dengan begitu semakin banyak tenaga kerja yang terserap," katanya.

sumber:www.kompas.com

World Bank: 2009, Ekonomi Dunia Rontok!

Senin, 9 Maret 2009 - 10:52 wib

NEW YORK - Bank Dunia kembali memperingatkan bahwa ekonomi dunia akan terpuruk pada tahun ini. Kejatuhan ekonomi akan memburuk sejak Perang Dunia ke-II.

Artinya, kondisi ekonomi akan jatuh ke level terendah sejak 80 tahun silam. Hanya dalam waktu empat bulan, banyak negara dimungkinkan terkoyak. Diproyeksikan, krisis finansial global ini akan menimbulkan kerugian hingga ribuan miliar dolar dari seluruh penjuru dunia.

Seperti dikutip Associated Press (AP) Senin (9/3/2009), lembaga donor dimungkinkan tidak bisa memenuhi kebutuhan dana segar negara berkembang. Padahal, World Bank telah menurunkan estimasinya.

Proyeksi ini bukanlah yang pertama. Proyeksi mengerikan ini juga pernah dilaporkan oleh International Monetary Fund (IMF) awal tahun ini.

IMF memangkas proyeksi ekonomi dunia. Walau sudah rendah namun proyeksi terus semakin melandai. Bahkan, dinyatakan akan lebih buruk sejak 1939, saat Perang Dunia ke-II berkecamuk.

"Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksikan akan jatuh hanya menjadi 0,5 persen pada tahun ini. Ini terburuk sejak Perang Dunia ke-II," sebut IMF dalam paparan tertulisnya, seperti dikutip dari AFP, Kamis 29 Januari 2009. (rhs)

sumber:www.okezone.com

SBY Bandingkan Kemampuan RI dan Korea

Sabtu, 7 Maret 2009 - 11:29 wib

JAKARTA - Pada kunjungannya ke Solo, Jawa Tengah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat berandai-andai. Presiden membandingkan kemampuan finansial Indonesia dengan Korea dalam menghadapi krisis.

"Mungkin kalau Korea seperti Indoensia, mungkin Korea tidak mampu membangun
infrastruktur seperti yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia," ujar SBY, dalam acara peresmian Bandara Internasional Adi Sumarno Solo, Jawa Tengah, Sabtu (7/3/2009).

SBY menyatakan walau krisis, namun APBN 2009 masih mampu membangun infrastruktur. "Untuk memiliki infrastruktur yang memadai butuh dana yang cukup," tuturnya. (Bramantyo/Trijaya/rhs)

sumber:www.okezone.com

SBY Resmikan Proyek Infrastruktur di Jateng

Sabtu, 7 Maret 2009 - 12:09 wib

SOLO - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan sejumlah proyek infrastruktur di Solo, Jawa Tengah, utamanya Bandara Internasional Adi Sumarno Solo.

"Kepada kepala daerah harus memperhatikan infrastruktur yang ada di daerahnya dan untuk terus berkordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat," ujarnya, di Bandara Internasional Adi Sumarno Solo, Jawa Tengah, Sabtu (7/3/2009).

Selain bandara, Presiden juga diagendakan meresmikan proyek infrastruktur di Jawa Tengah, seperti Unit Pelayanan Tenaga Kerja Indonesia, pembangunan drainase di Pekalongan, pembangunan waduk di Rembang, dan pembangunan rusunawa untuk mahasiswa, dan pasar wisata di Tawang Mangu Karanganyar.

Saat meresmikan, Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, serta beberapa menteri kabinet di antaranya Menakertrans Erman Suparno, Menkes Siti Fadilah Supari, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menhub Jusman Safeii Djamal. (Bramantyo/Trijaya/rhs)

sumber:www.okezone.com

Si Emas Hitam Bisa Lebih Murah Lagi

Sabtu, 7 Maret 2009 - 17:16 wib

NEW YORK - Harga minyak mentah dunia belakangan ini memang berada pada level hingga USD35 per barel. Walau sudah ambrol dari harga termahal USD147 per barel, namun si emas hitam ini masih bisa jatuh lagi.

Investor komoditi saat ini terus memantau perkembangan situasi ekonomi dunia. Jika membaik, maka harga minyak diprediksi akan berada di kisaran USD40 per barel dalam jangka pendek.

Namun jika terus memburuk maka daya beli akan melemah dan suplai berlebih, maka harga minyak akan tenggelam di bawah USD30 per barel.

"OPEC harus melakukan sesuatu," tegas Presiden of Strategic Energy and

Economic Research Michael Lynch, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (7/3/2009).

Saat ini, pada perdagangan Jumat (6/3/2009) waktu setempat di New York Mercantile Exchange, harga minyak jenis light sweet untuk pengiriman April naik USD1,91 ke posisi USD45,52 per barel.Ini merupakan kedua kalinya harga minyak berada di atas USD45 selama 2009 ini. Di London, harga minyak jenis Brent naik USD1,21 ke posisi USD44,85 per barel. (rhs)

sumber:www.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Grup

Apakah anda menikmati blog kami ini?